Minggu, 02 Maret 2008

TOLOOOOONG.....HARGA TABUNG ELPIJI MELANGIT RAKYAT MENJERIT....

Setelah program pemerintah dijalankan, dengan menarik subsidi minyak tanah dan melakukan konversi ke pemakaian gas Elpiji, justru membebani dan rakyat kecil. Betapa tidak, harga minyak tanah semakin melambung tinggi, meskipun subsidi tabung dan kompor gas sudah diberikan pada masyarakat, namun subsidi tersebut masih belum merata. Masih ada masyarakat yang tidak mendapat jatah subsidi tersebut. Belum lagi harga gas Elpiji yang kian hari kian merangkak naik perkilonya, dan bagi pedagang makanan atau pengusaha warung yang semula memakai kompor “MiNah” harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengganti kompor mereka menjadi kompor elpiji yang layak pakai dan aman. Karena kompor subsidi yang diterima mutunya sangat rendah. Disamping itu tabung gas yang diperoleh dari subsidi relatif kecil daya tampungnya hanya 3 Kg, sedangkan kebutuhan melebihi dari kapasitas tersebut, dan mau tidak mau mereka harus membeli tabung gas yang lebih besar.

Di lapangan yang semula tabung gas dengan kapasitas 15 Kg seharga 200 ribu rupiah sampai 300ribu rupiah, sekarang menjadi 550 ribu sampai tertinggi 750ribu rupiah. Sungguh fenomena yang menakjubkan dan sangat fantastis sekaligus gila...... Alasan penjual tabung gas tersebut karena terjadi kelangkaan pasokan tabung gas. Alasan ini sering kita dengar jika ada suatu gejolak pasar, lantas siapa yang bermain dibelakang semua ini.

Kondisi ini jelas sangat merugikan rakyat, terutama pedagang kecil yang kelangsungan usahanya tergantung pada bahan bahan bakar minyak dan gas. Apakah dampak seperti ini sudah diperkirakan oleh pemerintah sebelumnya, karena secara tidak langsung akan membunuh usaha rakyat kecil. Sampai-sampai pas saya lagi nyari informasi harga tabung gas elpiji ada yang bilang “negara ini enaknya dibubarkan aja..., mosok kabeh rego mundak terus (semua harga kok naik terus)!””.... Mungkin ungkapan ini merupakan bentuk kekesalan rakyat kecil yang selalu jadi korban kebijakan-kebijakan yang entah siapa yang diuntungkan.

Rabu, 27 Februari 2008

Selamat Tinggal "MiNah" (Minyak Tanah) .......

Sore itu aku pulang dari kantor, badan masih lumayan capek, maklum jarak rumah dengan kantor hanya 14 Km. Baru saja melepas penat ada laporan dari sang istri tercinta, "Mas, minyak tanah untuk masak malam ini dan besok sudah habis, tadi sudah cari di warung pengecer sekitar rumah semua pada kosong. Ayo nyari di tempat lain."

Mendapat laporan itu, rasanya enggan untuk beranjak dari kursi. Namun kalo nggak beranjak segera nyari si MiNah (Minyak Tanah) alamat bakalan nggak ada santap malam dan sarapan pagi. Motor kunyalakan dan berangkatlah aku keliling nyari warung yang masih jual si MiNah.

Hampir 1 jam nggak terasa keliling-keliling keluar masuk gang kampung dan tanya sana-sini, namun tak membuahkan hasil. terpaksa aku pulang masih dengan jerigen yang kosong. Semua warung kompak menjawab "Maaf Mas sudah habis, lagi kosong dan aneka jawaban yang mengecewakan hati."

Ternyata program pemerintah telah berjalan dengan baik. Buktinya pasokan MiNah telah berhasil di kurangi. Lalu masyarakat sudah di subsidi dengan Tabung Gas LPG beserta kompornya (walau banyak yang rusak karena kualitas yang jelek).

Tapi percepatan konversi ini bagiku, dan mungkin bagi masyarakat kecil umumnya betul-betul terlalu cepat. Sebab sosialisasi penggunaan kompor LPG masih relatif kurang. Ini terbukti masih terdesiar adanya kebakaran dan korban meninggal akibat kesalahan dalam penggunaan kompor LPG. Seharusnya ini tidak perlu terjadi jika sosialisasi penggunaan, perawatan dan emergensi jika terjadi sesuatu terhadap kompor dan perangkatnya diberikan secara menyeluruh kepada masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah yang masih awam dengan kompor LPG.

Bukannya saya anti LPG, tapi kalau tidak ada edukasi yang benar terhadap penggunaan kompor tersebut, kasihan masyarakat yang harus menjadi korban karena ketidak tahuannya.

Bagiku, MiNah relatif aman, tapi LPG lebih hemat. Nah tinggal pilih saja.
Dan semakin langkanya Si MiNah, akhirnya ku ucapkan "SELAMAT TINGGAL MINAH..... SEMOGA PENGGANTIMU LEBIH BAIK....."

Rabu, 20 Februari 2008

PTK memang perlu..

Rame-rame mbahas PTK yuk...

PTK atau Penelitian Tindakan Kelas salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar dan mengajar di dalam kelas. Memang mengajar di dalam suatu kelas adalah suatu yang unik dan tidak semua kelas karakternya sama.
Ini merupakan tantangan tersendiri bagi seorang guru pengajar, sebab dengan karakter kelas yang berbeda-beda otomatis masalah yang timbul di dalam kelas tersebut berbeda pula. Terkadang kita sebagai pengajar mengalami satu titik jenuh, karena banyak masalah yang timbul di dalam kelas tersebut. sehingga produktifitas serta kualitas mengajar kita kadang turun. Jika kondisi tersebut diteruskan akan berakibat fatal, terutama pada anak didik kita.

Untuk itu PTK diharapkan dapat menemukan sebuah solusi yang tepat guna mengatasi masalah tersebut. Adapun langkahnya adalah mendeteksi dulu masalah-masalah yang muncul di kelas tersebut, ibarat orang sakit seorang dokter harus mendiagnosa sakit apa yang diderita si pasien agar obat yang diberikan benar-benar manjur. Dan jika obat pertama belum bisa mengatasi, maka resep berikutnya bisa di berikan dengan dosis yang berbeda dengan dosis yang pertama. Kemudia di evaluasi lagi, apakan ada perubahan yang signifikan atau belum.

Jika langkah tersebut di atas sudah mendapatkan hasil maka treatment yang kita berikan sudah tepat. Namun jika masih saja belum mendapatkan hasil maka langkah terakhir adalah mendiaknosa sekali lagi akar masalahnya dan riwayat pengobatannya kemudian memberikan resep yang berbeda dari sebelumnya.

Memang agak rumit dan memakan waktu, namun jika ini berhasil di laksanakan insya' Allah akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Contoh kecil misalnya,:
Pada saat saya mengajarkan matapelajaran TIK dengan materi membuat presentasi, saya merasa ada satu masalah yang kurang dalam metode mengajar saya. Terlihat siswa cepat jenuh, karena banyak perintah-perintah aplikasi untuk membuat presentasi yang harus dihapalkan. Belum lagi latihan soal yang ada dalam buku sebatas tentang materi pelajaran di sekolah, dan ujung-ujungnya mereka nggak respon dengan apa yang saya sampaikan. Lebih parah lagi saya menjelaskan materi mereka maen GAME... busyyet ... kalo nggak sabar bisa-bisa naik darah.

Lalu saya coba menganalisa apa yang menyebabkan mereka jenuh. apakah menghapalkan perintah aplikasi tersebut atau tugas latihannya yang kurang variatif.
Pertemuan berikutnya saya coba resep baru dengan mengganti jenis tugas yang saya berikan. Materinya soal informasi yang sedang aktual di kalangan anak muda, misalnya lingkungan hidup, musik, sepak bola, otomotif dan kuliner. Setelah saya jelaskan sedikit tujuan membuat presentasi dengan materi-materi tersebut, akhirnya mereka sangat antusias. Tak lupa sebelumnya juga saya buatkan sebuah contoh presentasi yang sederhana tapi menarik sehingga esensial dalam pembelajaran TIK nya tetap jalan.

Setelah dievaluasi hasilnya rata-rata lumayan bagus, dan kreatif. Ternyata ada peningkatan motivasi yang cukup lumayan. Dan ketika saya berikan tugas rumah untuk membuat materi presentasi, mereka semua mengerjakan dengan sungguh-sungguh (hanya 1 atau 2 orang saja yang tidak mengerjakan). Yang lebih membanggakan lagi di luar kelas mereka masih membicarakan pelajaran tersebut.

Murid saya belajar membuat BLOG hari ini

Pagi ini bagi saya sangat disibukkan dengan banyak tugas. Mulai dari ngajarin buat BLOG untuk siswa saya sampai ngatur jaringan internet di kantor. Sebetulnya kondisiku pagi ini nggak begitu fit, soalnya tadi malam habis ngoprek PC teman dan masih belum berhasil.
Memang capek sekali sih, semangat untuk membagi ilmu kepada siswa-siswaku masih ada. Walaupun banyak yang sering nanya terus meski sudah berkali-kali ku jelaskan, padahal buku dan panduan di internet sudah ada.
Belum lagi koneksi internet yang nggak stabil, membuat rasanya setahun ngajarin siswa-siswa yang nggak sabaran pingin liat hasil BLOG nya.
Ini lho seninya dan nikmatnya jadi seorang Guru, walaupun beban pikiran berjibun tapi ada kepuasan tersendiri jika siswanya ngerti apa yang disampaikan dan ingin terus nambah rasa keingintahuannya.

So walau agak BT namun kepala tetep cool. :P